ah-ini-dia-171ANDAIKAN Istadi, 51, tidak macem-macem gaya hidupnya, niscaya takkan dipermalukan di akhir hayatnya.
Tapi itulah kaum lelaki, baru bisa ngliwet kenthel (masak nasi pera)
sedikit saja sudah berulah pengin poligami. Istri tak mengizinkan,
nekad kawin siri. Padahal, di saat “nyetrom” istri mudanya, tiba-tiba
ajal menjemput.
Tiap lelaki punya kecenderungan pemuja seks, sehingga tak puas hanya
dengan satu obyek. Kalau duitnya banyak, woooo….. ngentek-entekake
(ngabis-ngabisin) daun muda. Contoh paling anyar, tuh artis Cici
Paramida.
Sudah mau berkorban menikah dengan “kakek” kaya, nggak tahunya tak
seindah warna aslinya. Belum genap tiga bulan berumahtangga, langsung
terjadi “Perang Baratayuda” 12 seri. Padahal nikahnya di Mekah, dan
saksinya Menteri Pemuda dan Olahraga segala. Eh, nggak tahunya….!
Istadi bukanlah orang kaya. Dia bisa makan tiga kali sehari dengan porsi
cukup dan pera, belumlah lama. Tapi lagaknya sekarang, wahhhhhh
…..bukan main! Belum jadi konglomerat sudah berambisi mengumbar syahwat.
Bagaimana tidak?
Setelah banyak obyekan di kantor, dia mulai main cewek. Bila pulang
kerja sampai larut malam, katanya lembur. Padahal aslinya, hanyalah
“lempengin burung” bersama gebedan baru. Maklumlah, dengan uang
sepertinya semua bisa digoyang!
Klimaksnya, warga Mangunsari, Lumajang (Jatim) ini kemudian mengajukan
proposal poligami pada istrinya, Samini, 45. Tapi tanpa dibaca dari A
sampai Z, sang istri langsung menolak permohonan suaminya. Malahan dia
dikuliahi panjang lebar, ketika rejeki mulai mengucur, mbok iyao pandai
bersyukur.
Usia mulai menua, mbok yang getol mencari pahala, bukan paha melulu….,” kata Ny. Samini memberi pencerahan pada suami tercinta.
Akan tetapi Istadi tak menggubris nasihat bininya tersebut. Kata-kata
bijak itu hanya masuk telinga kiri, kembali lewat telinga kiri pula.
Selebihnya, dia bertekad akan memaksakan kehendak. Tak dapat izin dari
bini nggak masalah. Masih banyak jalan lain ke Roma. Tak bisa menikah
secara negara, kan masih bisa menikah secara siri. Yang penting si doi
mau dinikahi dengan cara-cara seperti itu.
Eh, ternyata Ida, 25, gebetan barunya memang tak keberatan. Katanya, SIM
sementara nggak apa, yang penting motor itu sudah bisa dinaiki secara
halalan tayiban wa asyikan!
Hanya tempo 2 minggu berikutnya, Istadi sudah berhasil menikah siri
melawan Ida warga Desa Suko Kecamatan Sumbersuko Kabupaten Lumajang.
Sejak itu wajah dan penampilan lelaki ini makin ceria saja.
Maklum, kini sudah punya dua “kendaraan” sekaligus. Tubuhnya belakangan
juga semakin bersih dan mulus. Maklum, setelah ber-“slendro pelog”
(baca: poligami), Istadi kini rajin mandi. Ya mandi konvensional, juga
mandi junub seperti lazimnya suami istri.
Karena namanya nikah siri, dengan sendirinya segala perilaku Istadi
selalu diam-diam. Seperti beberapa hari lalu misalnya. Ketika dia mau
menggilir bini keduanya, pamitnya pada istri di rumah mau lembur di
kantor sampai malam.
Padahal maksud sebenarnya, hendak spooring balancing dan amplas platina
di rumah istri muda. Dan seperti biasa, bila sudah masuk kamar Ida,
keduanya umeg (asyik) sampai lupa waktu. Keluar kamar hanya untuk makan,
setelah itu: lanjutkan!
Untung tak bisa diraih, malang tak bisa ditolak. Ketika baru saja
menyelesaikan “partai tambahan”, tahu-tahu Istadi merasa pusing hebat.
Digosok balsem tak juga mempan, malah tak lama kemudian dia
klepeg-klepeg meregang nyawa. Gegerlah warga Desa Soka.
Ketika polisi datang, masih ditemukan bercak-bercak seperma pada
“burung” kesayangan Istadi. Itu memang tak menjadi masalah. Yang jadi
masalah, bagaimana Ida harus menjelaskan kematian suami sirinya pada
Samini di rumah.
Home »
cerita dewasa
» cerita sex istri muda yang kegatelan
cerita sex istri muda yang kegatelan
Penulis : Unknown on Senin, 19 November 2012 | 14.22
ARTIKEL LAIN dolapdolop:
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
Label:
cerita dewasa
Langganan:
Posting Komentar (Atom)