Head Line :
Home » » cerita sex istri muda yang kegatelan

cerita sex istri muda yang kegatelan

Penulis : Unknown on Senin, 19 November 2012 | 14.22

ah-ini-dia-171ANDAIKAN Istadi, 51, tidak macem-macem gaya hidupnya, niscaya takkan dipermalukan di akhir hayatnya.

Tapi itulah kaum lelaki, baru bisa ngliwet kenthel (masak nasi pera) sedikit saja sudah berulah pengin poligami. Istri tak mengizinkan, nekad kawin siri. Padahal, di saat “nyetrom” istri mudanya, tiba-tiba ajal menjemput.

Tiap lelaki punya kecenderungan pemuja seks, sehingga tak puas hanya dengan satu obyek. Kalau duitnya banyak, woooo….. ngentek-entekake (ngabis-ngabisin) daun muda. Contoh paling anyar, tuh artis Cici Paramida.

Sudah mau berkorban menikah dengan “kakek” kaya, nggak tahunya tak seindah warna aslinya. Belum genap tiga bulan berumahtangga, langsung terjadi “Perang Baratayuda” 12 seri. Padahal nikahnya di Mekah, dan saksinya Menteri Pemuda dan Olahraga segala. Eh, nggak tahunya….!

Istadi bukanlah orang kaya. Dia bisa makan tiga kali sehari dengan porsi cukup dan pera, belumlah lama. Tapi lagaknya sekarang, wahhhhhh …..bukan main! Belum jadi konglomerat sudah berambisi mengumbar syahwat. Bagaimana tidak?

Setelah banyak obyekan di kantor, dia mulai main cewek. Bila pulang kerja sampai larut malam, katanya lembur. Padahal aslinya, hanyalah “lempengin burung” bersama gebedan baru. Maklumlah, dengan uang sepertinya semua bisa digoyang!

Klimaksnya, warga Mangunsari, Lumajang (Jatim) ini kemudian mengajukan proposal poligami pada istrinya, Samini, 45. Tapi tanpa dibaca dari A sampai Z, sang istri langsung menolak permohonan suaminya. Malahan dia dikuliahi panjang lebar, ketika rejeki mulai mengucur, mbok iyao pandai bersyukur.

Usia mulai menua, mbok yang getol mencari pahala, bukan paha melulu….,” kata Ny. Samini memberi pencerahan pada suami tercinta.

Akan tetapi Istadi tak menggubris nasihat bininya tersebut. Kata-kata bijak itu hanya masuk telinga kiri, kembali lewat telinga kiri pula. Selebihnya, dia bertekad akan memaksakan kehendak. Tak dapat izin dari bini nggak masalah. Masih banyak jalan lain ke Roma. Tak bisa menikah secara negara, kan masih bisa menikah secara siri. Yang penting si doi mau dinikahi dengan cara-cara seperti itu.

Eh, ternyata Ida, 25, gebetan barunya memang tak keberatan. Katanya, SIM sementara nggak apa, yang penting motor itu sudah bisa dinaiki secara halalan tayiban wa asyikan!

Hanya tempo 2 minggu berikutnya, Istadi sudah berhasil menikah siri melawan Ida warga Desa Suko Kecamatan Sumbersuko Kabupaten Lumajang. Sejak itu wajah dan penampilan lelaki ini makin ceria saja.

Maklum, kini sudah punya dua “kendaraan” sekaligus. Tubuhnya belakangan juga semakin bersih dan mulus. Maklum, setelah ber-“slendro pelog” (baca: poligami), Istadi kini rajin mandi. Ya mandi konvensional, juga mandi junub seperti lazimnya suami istri.

Karena namanya nikah siri, dengan sendirinya segala perilaku Istadi selalu diam-diam. Seperti beberapa hari lalu misalnya. Ketika dia mau menggilir bini keduanya, pamitnya pada istri di rumah mau lembur di kantor sampai malam.

Padahal maksud sebenarnya, hendak spooring balancing dan amplas platina di rumah istri muda. Dan seperti biasa, bila sudah masuk kamar Ida, keduanya umeg (asyik) sampai lupa waktu. Keluar kamar hanya untuk makan, setelah itu: lanjutkan!

Untung tak bisa diraih, malang tak bisa ditolak. Ketika baru saja menyelesaikan “partai tambahan”, tahu-tahu Istadi merasa pusing hebat. Digosok balsem tak juga mempan, malah tak lama kemudian dia klepeg-klepeg meregang nyawa. Gegerlah warga Desa Soka.

Ketika polisi datang, masih ditemukan bercak-bercak seperma pada “burung” kesayangan Istadi. Itu memang tak menjadi masalah. Yang jadi masalah, bagaimana Ida harus menjelaskan kematian suami sirinya pada Samini di rumah.
Share this article :
 

Copyright © 2011. dolapdolop | kumpulan puisi dan lagu . All Rights Reserved.
Design Template by dpdp | Support by creating website | Powered by Blogger