Akhir musim 2012 ini, Casey Stoner akan mengucapkan selamat tinggal kepada MotoGP. Pebalap Australia tersebut sudah memastikan bahwa dia pensiun setelah menyelesaikan kompetisi musim ini.
Tentu saja ada banyak kisah yang
menyertai perjalanan juara dunia 2007 dan 2011 tersebut. Tetapi, yang
paling diingat oleh pebalap Repsol Honda tersebut adalah rivalitas
antara dirinya dengan pebalap Yamaha, Jorge Lorenzo, dan rekan setim,
Dani Pedrosa.
Trio yang mendominasi MotoGP dalam dua
musim terakhir ini memang pernah bertarung ketat ketika masih di kelas
125 cc dan 250 cc, sebelum naik ke kelas premier. Pedrosa dan Stoner
pindah pada 2006, sedangkan Lorenzo pada 2008.
Dalam debut mereka di MotoGP, Lorenzo
langsung bergabung dengan Yamaha dan kini menjadi pebalap nomor satu tim
“Garpu Tala” tersebut. Sementara itu Stoner lebih dulu bergabung dengan
Ducati, sebelum hengkang ke Repsol Honda dan menjadi rekan setim
Pedrosa, pada 2011.
Ketiga pebalap ini selalu finis di posisi
empat besar pada setiap musimnya, sejak 2008. Sedangkan pada musim ini,
hanya mereka yang secara bergantian menguasai podium nomor satu, dari
10 seri yang sudah dilakoni, dan ada di posisi tiga besar daftar
klasemen sementara. Andrea Dovizioso, yang ada di urutan keempat,
tertinggal 50 poin dari Stoner di urutan ketiga.
“Saya sebenarnya cukup senang bertumbuh
dan datang melalui kategori berbeda dengan keduanya,” ujar Stoner. “Saya
sudah mengalami balapan yang hebat dengan mereka selama bertahun-tahun,
dan saya pikir rivalitas kami membawa kami ke level yang sangat tinggi.
“Kadang-kadang para pebalap lain juga
bisa berada dengan kami. Mengalahkan kami. Tetapi secara normal kami
selalu saling bersaing satu dengan lainnya di depan, dan terus saling
mendorong.
“Saya ingin melihat ke belakang setelah
semua musim yang dilalui, dan merasa bangga karena saya juga bagian dari
itu. Tak masalah di mana kami, tetapi secara normal kami selalu
bersaing di depan. Jumlah podium yang kami raih bersama, bagi kami
bertiga, sangat banyak.
“Tetapi pada tahun ini Jorge tampil
sangat impresif karena selalu finis pertama atau kedua di setiap
balapan. Jujur, dia akan tetap di depan.”
Memang, musim Lorenzo tampil sangat
memukau karena tak pernah terlempar dari posisi dua besar – kecuali di
GP Belanda di mana dia mengalami kecelakaan dan gagal finis. Ini membuat
juara dunia 2010 tersebut kokoh di puncak klasemen dengan keunggulan 23
poin atas Pedrosa, dan 32 angka atas Stoner.
Menurut Stoner, pengalaman mereka selama
tampil agresif di kelas 125 cc dan 250 cc pada era mesin 2-tak, sangat
membantu. Inilah yang membuat ketiganya mendominasi MotoGP.
“Saya pikir kami adalah pebalap yang
sangat tangguh, dengan motivasi sangat tinggi,” jelas Stoner. “Di
kategori yang lebih kecil, kami sangat cepat begitu juga dengan teknik,
sehingga dengan motor ini, yang mana anda harus mengendarainya dengan
sangat tenang dan sensitif, kami sangat tangguh sekarang. Juga, kami
memiliki motor yang sangat kompetitif.
“Jadi, tahun ini sangat sulit bagi lainnya untuk mengalahkan kami secara konstan.”
Satu-satunya pebalap selain Stoner,
Lorenzo, dan Pedrosa, yang meraih kemenangan lebih dari satu kali di
kelas MotoGP sejak awal 2008 adalah Valentino Rossi. “The Doctor”
mencatat 17 kemenangan sejak musim tersebut, tetapi sudah selalu absen
di barisan depan sejak Sepang 2010.