WASHINGTON - Badan-badan intelijen Amerika dituduh telah melakukan spionase pada email dari jutaan orang Amerika dan ini sering kali di lakukan, bahkan termasuk mantan presiden Bill Clinton.
Dalam serangkaian skandal intelijen terbaru yang
menerpa Washington, rincian skema pengawasan email mulai muncul ke
permukaan dengan dugaan yang dilaporkan di New York Times.
The Times memetik satu klaim dari analis NSA bahwa
pesan elektronik yang yang dikirim ke dan oleh warga negara Amerika,
termasuk mantan presiden, yang kini istrinya menjadi Menlu AS, merupakan
di antara dari mereka yang dijadikan sasaran sweeping.
Sistem database, yang disebut Pinwale, digunakan
oleh National Security Agency (NSA) untuk menangkap dan memeriksa
sejumlah besar email yang melewati jaringan telekomunikasi Amerika.
NSA yang telah mengkonfirmasikan bahwa Pinwale memang ada, meskipun
tidak akan berkomentar mengenai dugaan terbaru atau memberikan rincian
lebih lanjut mengenai bagaimana sistem tersebut beroperasi.
Ketua Komite Senat Intelijen, yang telah
menyelidiki klaim pengawasan tanpa izin tersebut selama beberapa tahun,
bereaksi terhadap berita tentang sistem Pinwale tersebut menyatakan
bahwa tidak ada pelanggaran hukum yang telah terjadi.
Berita tersebut merupakan salah satu dari rangkaian
panjanng tentang sejauh mana badan-badan keamanan Amerika terus melacak
kehidupan orang biasa, termasuk kontroversi mengenai warrantless
wiretaps, sebuah kebijakan yang diisukan terjadi pada masa pemerintahan
Bush yang mana mereka mengijinkan NSA untuk memeriksa segala jaringan
yang dipakai oleh warga AS, termasuk telepon, email, sms dan kegiatan
internet lainnya, tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Namun Senator California Dianne Feinstein, seorang
Demokrat, mengatakan ia sebelumnya menginvestigasi Pinwale dan
menyatakan bahwa sistem itu tidak melanggar hukum.
"Kami mengajukan pertanyaan. Kami yakin itu tidak
benar," Feinstein mengatakan kepada sebuah Sidang Komite Kehakiman.
"Saya telah memeriksa bab dan ayat ini. Saya tidak percaya bahwa semua
konten pada bab ini termasuk dalam program tersebut."
Sikap tersebut kontras dengan empat tahun lalu,
ketika Feinstein mengatakan kepada Senat mengatakan bahwa dia merasa
"sangat berat hati" setelah mengetahui bahwa layanan intelijen telah
bertindak dalam pelanggaran dari hukum yang telah dibantunya untuk
lolos.
Pada tahun 2005 Presiden Bush telah memotong proses
persetujuan yang biasa dari pengadilan untuk pemeriksaan elektronik,
mendorong pejabat NSA untuk melakukan wiretaps di bawah perintahnya.
Dituduh menyalahgunakan kekuasaannya, Bush kemudian
menyatakan itu adalah "tanggung jawab konstitusional", tetapi saat
Kongres sangat menolak hal tersebut, kontroversi itu berakhir tahun lalu
dengan kompromi bahwa tindakan itu disetujui secara efektif dan memberi
kekebalan kepada perusahaan telekomunikasi AS atas peran mereka
membantu NSA.
"Email paling pribadi masyarakat Amerika biasa
telah dan masih sedang disadap dan kemudian disimpan dalam database
rahasia NSA, mungkin tanpa alasan," ujar Kevin Bankston, seorang
pengacara dengan kelompok kampanye Electronic Frontier Foundation.
Organisasi yang menuntut pemerintah atas penyadapan komunikasi ilegal, mengatakan sistem seperti Pinwale harus berhenti.
"Salah satu solusi yang kami minta dalam hal ini
adalah pemusnahan komunikasi domestik dan catatan yang oleh NSA telah
ditimbun secara ilegal di sistem database seperti Pinwale."
Sementara beberapa dari episode tentang pengawasan
rahasia pemerintah telah terjadi di Amerika, sesungguhnya dalam memantau
kegiatan para warga, AS tidak sendirian.
Sesungguhnya, kepopuleran komunikasi internet ini
telah mendorong pemerintah dan badan-badan intelijen di seluruh dunia
untuk fokus terhadap bidang tersebut. Minggu lalu, Cina telah dipaksa
untuk menghentikan rencana untuk mewajibkan menginstal perangkat lunak
pengawasan pada setiap PC dalam negeri, sementara pemerintah Iran
melumpuhkan komunikasi internet dengan adanya sengketa Pemilu.
Pemerintah Inggris, sementara itu, berniat untuk
membuat rangkaian database yang digunakan untuk melacak setiap panggilan
telepon, email dan pesan teks di Inggris.
Awal tahun ini badan GCHQ menyangkal bahwa mereka
sedang membangun sistem yang setara dengan Pinwale, setelah adanya
laporan bahwa badan tersebut mengalokasikan £ 1 miliar untuk membangun
sebuah sistem untuk memonitor semua penggunaan internet di Inggris.
Namun, berita dari AS ini hanya datang sebulan
setelah Presiden Obama mengatakan dia akan membuat kantor baru untuk
cybersecurity, atau keamanan dunia maya, erat kaitannya dengan NSA,
sementara bersumpah tidak akan membahayakan privasi rakyatnya.
"Upaya kami akan cybersecurity tidak akan, saya
ulangi, tidak akan termasuk pemantauan sektor pribadi atau lalu lintas
jaringan Internet," katanya. "Kami akan menjaga dan melindungi privasi
pribadi dan kebebasan sipil yang sangat kami hargai sebagai orang
Amerika."
Fakta bahwa AS menyadap lalu lintas email tidaklah terlalu mengejutkan, sebelumnya, Israel juga melakukan aksi penyadapan yang kurang lebih serupa, bahkan mungkin lebih canggih.(iw/gd) suaramedia.com