dp Adam dipendekkan menjadi manusia berukuran normal, dan semua keturunannya juga (dipendekkan) menjadi berukuran sama (seperti dia). Tetapi mereka semua akan menerima ukuran asli surgawi Adam yaitu 60 Kubit ketika masuk surga. Hal ini yang disuruh Allah SWT bagi umatNya untuk dipercaya. MASIH WARASKAH OTAKNYA ALLAH SWT?
Pertanyaan:
Dalam Saheeh al Bukhari hadith No.246,
Rasulullah menyatakan bahwa Adam diciptakan dengan tinggi 30 meter. Saya
tidak dapat memahami dan membayangkannya. Dapatkah anda menjelaskan hal
ini? (Apakah ini bukan dongeng yang membodohi Muslim?)
Jawaban:
Segala puji bagi Allah.
Pertama-tama:
Hadith ini dikisahkan oleh Abu Hurayrah (kiranya Allah berkenan kepadanya) dari nabi SAW yang berkata:
“Allah menciptakan Adam dan tingginya 60
kubit. Kemudian Ia berkata, ‘Pergilah dan berilah salam kepada para
malaikat dan dengarkanlah bagaimana mereka memberi salam kepadamu,
karena itu akan menjadi salam bagimu dan salam bagi keturunanmu’. Ia
berkata, `Al-salaamu `alaykum (damai besertamu).’ Mereka berkata,
`Al-salaamu `alaykum wa rahmat-Allaah (damai ada atasmu dan kemurahan
Allah).’ Maka mereka menambahkan kata-kata `wa rahmat Allaah.’ Dan
setiap orang yang memasuki firdaus akan memasukinya dalam bentuk/wujud
Adam. Orang senantiasa menjadi semakin pendek hingga sekarang”.
Dikisahkan oleh al-Bukhaari, 3336; Muslim, 7092
Berdasarkan sebuah versi yang dikisahkan
oleh Shahih Muslim: “Setiap orang yang memasuki firdaus akan
(memasukinya) dalam bentuk Adam yang tingginya 60 kubit. Orang
senantiasa menjadi semakin pendek hingga sekarang”.
Sehubungan dengan perkataan nabi SAW, “.
Orang senantiasa menjadi semakin pendek hingga sekarang”, al-Haafiz ibn
Hajar said in Fath al-Baari (6/367):
“Ini berarti bahwa dalam setiap generasi
orang menjadi semakin pendek dari generasi yang terdahulu, dan terus
menjadi semakin pendek hingga tiba waktunya ummah ini, maka mereka akan
tinggal tetap seperti itu.”
Orang Muslim diwajibkan untuk percaya
pada setiap ide yang mempunyai buktinya dalam Quran atau Sunnah sahih
dari utusan Allah (SAW). Imam al-Shaafa’i (kiraya Allah bermurah hati
kepadanya) berkata: “Aku beriman kepada Allah dan kepada apa yang datang
dari Allah seperti yang dimaksudkan Allah. Aku beriman kepada Utusan
Allah dan kepada apa yang datang dari utusan Allah seperti yang
dimaksudkan oleh Utusan Allah”.
Lihat al-Irshaad Sharh Lam’at al-I’tiqaad, h. 89.
Jadi orang beriman diwajibkan untuk
percaya dengan iman teguh kepada segala sesuatu yang dikatakan kepada
kami oleh Allah dan oleh Nabi SAW, jika itu terbukti kuat dilaporkan
darinya (SAW). Ia harus percaya kepada hal itu dengan iman teguh dan
tidak ada ruang sedikitpun untuk keraguan. Ia harus menerimanya secara
umum maupun secara spesifik, apakah ia memahaminya atau tidak dan apakah
menurutnya hal itu aneh atau tidak, karena tidak memahami hal yang
terbukti dalam laporan yang benar tidak berarti bahwa hal itu tidak
terjadi. Maksud semuanya itu adalah ia tidak dapat memahami isu tertentu
tersebut. Allah telah memerintahkan kita untuk percaya pada segala
sesuatu yang dikatakan-Nya kepada kita dan segala sesuatu yang nabi-Nya
(SAW) katakan kepada kita. Allah mengatakan (penafsiran maknanya):
“Hanya mereka yang beriman yang percaya kepada Allah dan Utusan-Nya, dan
setelah itu tidak ragu-ragu tetapi berjuang dengan kekayaan mereka dan
hidup mereka demi Jalan Allah. Merekalah! Merekalah orang-orang benar”
[al-Hujuraat 49:15]
Sebagian dari iman adalah percaya kepada
yang tidak terlihat (al-ghayb). Hadith yang kita diskusikan disini
berada di bawah judul ini. Allah memuji orang-orang yang percaya kepada
hal-hal yang tidak terlihat, karena Ia berkata (penafsiran maknanya):
“Alif-Laam-Meem. [huruf-huruf ini adalah
salah satu dari mujizat-mujizat dalam Quran dan tidak satupun kecuali
Allah (sendiri) yang tahu artinya]
Inilah Kitab (the Qur’aan), yang tidak
ada keraguan, tuntunan bagi mereka yang adalah Al-Muttaqoon [orang-orang
beriman yang sejati kepada Monoteisme Islam yang sangat takut akan
Allah (menghindari semua jenis dosa dan perbuatan jahat yang telah
dilarang-Nya) dan sangat mengasihi Allah (melaksanakan semua jenis
perbuatan baik yang telah diperintahkan-Nya). Yang percaya kepada Ghayb
[yang tidak terlihat]” [al-Baqarah 2:1-3]
Anda harus ingat bahwa Allah mampu
melakukan segala sesuatu. Sebagaimana Ia mampu menciptakan manusia dalam
bentuk seperti sekarang, Ia juga mampu menciptakan manusia dalam wujud
yang lebih tinggi maupun lebih pendek.
Ini sangat sulit untuk anda mengerti,
maka pikirkanlah orang-orang cebol yang kita lihat, yang merupakan
orang-orang dewasa seukuran anak-anak. Jika hal ini dapat terjadi, lalu
mengapa hal yang berlawanan tidak dapat terjadi, yaitu seorang manusia
setinggi 60 kubit? Dalam sejarah umat manusia, para arkeolog memberitahu
kita bahwa ada pula para raksasa.
Disini prinsip mendasarnya adalah
menerima kekuasaan absolut Allah dan menerima apa yang dikatakan-Nya
kepada kita dan apa yang utusan-Nya (SAW) katakan kepada kita, dan
mengatakan apa yang dikatakan oleh orang-orang yang mempunyai
pengetahuan yang mendalam:
“Kami percaya kepada hal itu; keseluruhannya (ayat-ayat yang jelas dan yang tidak jelas) adalah dari Tuhan kita”
[Aal `Imraan 3:7 _ penafsiran maknanya].
Kami meminta Allah untuk menunjukkan
kepada kami kebenaran dengan sebenarnya dan menolong kami untuk
mengikutinya, dan menunjukkan kami kepalsuan sebagai hal yang salah dan
menolong kami untuk menghindarinya.
Dan Allah Maha Mengetahui.
Islam Q&A (www.islam-qa.com)
KOMENTAR AWAM:
Adam dipendekkan menjadi manusia berukuran normal, dan semua keturunannya juga (dipendekkan) menjadi berukuran sama (seperti dia). Tetapi mereka semua akan menerima ukuran asli surgawi Adam yaitu 60 Kubit ketika masuk surga. Hal ini yang disuruh Allah SWT bagi umatNya untuk dipercaya. MASIH WARASKAH OTAKNYA ALLAH SWT?
Adam dipendekkan menjadi manusia berukuran normal, dan semua keturunannya juga (dipendekkan) menjadi berukuran sama (seperti dia). Tetapi mereka semua akan menerima ukuran asli surgawi Adam yaitu 60 Kubit ketika masuk surga. Hal ini yang disuruh Allah SWT bagi umatNya untuk dipercaya. MASIH WARASKAH OTAKNYA ALLAH SWT?