home9 Pertemuan RI-Malaysia Dua Negara Terus Berseteru
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Selasa petang memimpin delegasi Indonesia dalam konsultasi tahunan ke-9 dengan delegasi pemerintah Malaysia. SBY untuk kesekian kalinya bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia Mohd Najib Tun Razak.
Namun meski sudah sering kali berkonsultasi secara bilateral, hal itu tidak membuat hubungan Indonesia-Malaysia semakin membaik. Ironis, kedua negara bertetangga ini justru terkesan saling 'memunggungi'.
Sejarah memang mencatat hubungan Indonesia dengan Malaysia mengalami pasang surut. Di era Presiden Soekarno, konfrontasi nyaris saja terjadi. Bahkan saat itu Soekarno mendegungkan 'Ganyang Malaysia' sebagai bentuk siap perang dengan negeri Jiran itu.
Hubungan bilateral sempat terjalin mesra di kedua negara, namun isu pencaplokan wilayah, klaim budaya, penyiksaan TKI hingga adu gengsi suporter di lapangan hijau seolah kembali memperuncing disharmoni di kedua negara.
Kunjungan kerja Presiden Yudhoyono ke Malaysia Selasa (18/12) kemarin juga diwarnai situasi kurang menyenangkan. Ini akibat tulisan mantan Menteri Penerangan Malaysia Tan Sri Zainuddin Maidin yang menghina mantan Presiden RI, Bachrudin Jusuf Habibie.
Dalam artikelnya di media Malaysia, Zainudin Maidin menyebut Habibie sebagai pengkhianat bangsa. Kontan tulisan tersebut kembali menyulut emosi publik Indonesia.
Bahkan usai menonton film Habibie dan Ainun, Presiden SBY menyebut pernyataan Zainudin Maidin tidak patut. Pernyataan itu telah melukai perasaan bangsa Indonesia dan dapat mengganggu hubungan kedua negara.
"Saya akan angkat isu ini dengan Malaysia sehingga ke depan kita saling menjaga perasaan, saling menghormati sehingga tidak menggangu hal kemitraan dan persahabatan kedua negara," kata Presiden.
Lalu apakah dengan pertemuan kesembilan ini kedua pemimpin negara bisa membuat 'perseteruan' kedua negara membaik?
Home